Selasa, 31 Desember 2013
Kamis, 19 Desember 2013
Hinaan dan Tertawaan itu adalah Surga
Saat kebanyakan orang sibuk
dengan urusannya masing-masing sedang kita memilih untuk sibuk dengan urusan
ummat yang tak memberi keuntungan materi untuk kita.
Pahit memang saat kita ditertawai
karena dianggap orang aneh bagi mereka yang tak terjamah oleh hidayah-Nya.
Saat
kebanyakan orang memilih berakrab-akraban dengan wanita di sekitarnya,
sedangkan kita memilih untuk menundukkan pandangan. Bagaimana anehnya tindakan
itu bagi mereka?
Saat kebanyakan orang memilih untuk
berpacaran dengan alasan penjajakan sebelum menikah sedang kita memilih untuk
menikah tanpa pacaran.
Saat kebanyakan orang memilih untuk menggunakan pakaian
ketat membentuk lekukan tubuh sedang kita memilih untuk berpakaian longgar yang
dianggap kolot bagi mereka.
Saat kebanyakan orang memilih untuk
membanggakan rambut indah mengurainya sedang kita memilih untuk menutupnya
dengan jilbab yang berkibar kala tertiup angin.
Saat kebanyakan orang diam dan
membisu ketika agamanya dihina sedang kita memilih untuk meneriakkan kebenaran
yang tak jarang gelar ‘teroris’ ekstrim radikal melekat pada kita. Bagaimana
anehnya semua tindakan itu bagi mereka, tidak jarang mereka menertawai sikap
kita. Tidak jarang mereka menjadikan sikap kita sebagai bahan tertawaan.
Betapa seringnya hinaan itu mebuat
hati kita perih, betapa sering hinaan itu membuat hati kita menangis. Betapa
seringnya hinaan itu mebuat hati kita menjerit, betapa sering hinaan itu
membuat hati kita tersayat hingga luka. Pedih dan perih bagaikan mengenggam
bara api.
“Akan datang kepada manusia suatu
masa, orang yang sabar pada masa itu bagaikan orang yang sedang menggenggam
bara api” (HR. Tirmidzi)
Kebaikan yang kita tawarkan kepada
mereka seolah menjadi barang usang yang tak berharga, “Seorang manusia
yang sehat akalnya akan memahami betapa berharganya berlian walau penuh dengan
debu. Mereka yang tidak mengerti betapa berharganya berjalan di atas tali agama
Allah, bagaikan binatang yang tidak mengerti akan nilai sebuah berlian. Bukan
karena berlian itu berdebu, hanya saja hatinya usang karena tak terjamah oleh
iman”
Maka bersyukurlah kita yang selama
ini mereka tertawai,
Maka berbahagilah kita yang selama ini mereka hina..
Jika pedih menyayat hati, menagislah dalam sujudmu pada-Nya
Karena cacian dan hinaan mereka adalah syurga bagi kita kawan .
Maka berbahagilah kita yang selama ini mereka hina..
Jika pedih menyayat hati, menagislah dalam sujudmu pada-Nya
Karena cacian dan hinaan mereka adalah syurga bagi kita kawan .
Apa yang kita rasakan saat ini
hanyalah bagian kecil dari ujian dalam menggapai keteguhan iman yang
sesungguhnya;
‘Apakah manusia menyangka mereka
dibiarkan saja untuk berkata “kami telah beriman”. Padahal mereka belum diuji.
Kami telah uji orang-orang sebelum mereka, supaya Allah mengetahui siapa yang
benar keimanannya dan siapa yang dusta dalam keimanannya”. (QS Al Ankabut: 2-3)
Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan
kita istiqomah di jalan-Nya dan kelak memasukkan kita dalam
syurgaNya. Allahumma Amin
Selasa, 17 Desember 2013
Antara Intensif , Bonus dan Produktifitas
Salah satu bentuk penghargaan kepada karyawan adalah dengan pemberian bonus/intensif.
Bonus merupakan imbalan yang diterima karyawan diluar gaji pokok, yang nilainya bisa berbeda untuk tiap karyawan.
Tujuan perusahaan memberikan bonus ini adalah untuk meningkatkan produktifitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang bersangkutan untuk tetap berada di perusahaan (Heidjrachman dan Husnan,2002).
Hal yang terpenting yang menjadi tujuan dalam pemberian bonus atau insentif adalah untuk meningkatkan dan menjaga motivasi kerja dalam kaitannya dengan upaya untuk meningkatkan produktifitas kerja (Panggabean,2002)
=====+++$$$$$+++=====
Banyak Pekerja `Dibunuh` Lembur
"Mita Diran Tewas, Banyak Pekerja
`Dibunuh` Lembur"
TEMPO.CO, Jakarta - Mita Diran, copywriter Y&R
(Young & Rubicam) Asia cabang Indonesia, meninggal setelah diketahui kerja
lembur tanpa istirahat selama 30 jam. Sehari sebelum kepergiannya,
gadis yang dikenal sebagai sosok pekerja keras ini sempat berkicau dalam akun
Twitter-nya, @mitdoq. "30 hours of working and still going strooong",
tulis Mita pada 18.47, Sabtu, 14 Desember 2013.
Ihwal berita kematian Mita pertama kali tersebar di jejaring sosial Path. Yani Syahrial, ayah Mita, mengabarkan bahwa anaknya tumbang dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). "Hi everyone, since last night and until now my daughter who is a copywriter in Y&R in coma in RSPP. Chances not very good. She collapsed after continuous working overtime for 3 days last night. Working over the limit. I have not slept since then," tulis Yani di Path-nya.
Kasus pekerja meninggal setelah lembur panjang bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, beberapa pekerja di luar negeri mengalami hal yang sama seperti Mita. Berikut beberapa kasus karyawan yang meninggal karena bekerja melebihi jam kerja pada umumnya:
1. Li Yuan, Cina (Mei 2013)
Li Yuan merupakan karyawan biro iklan Ogilvy & Mather cabang Cina. Ia diketahui lembur selama satu bulan penuh dan baru meninggalkan kantor pukul 23.00 setiap hari. Kebiasaan lembur itu berhenti setelah Li Yuan terkena serangan jantung yang merenggut nyawanya.
Menurut Yangzi Evening News, Kamis, 16 Mei 2013, pemuda 24 tahun itu jatuh di kantornya pada Selasa, 14 Mei 2013, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Rekan kerjanya langsung menelepon layanan bantuan darurat dan petugas medis membawanya ke Rumah Sakit Peking Union Medical College.
Namun Li akhirnya meninggal dunia. Dokter yang memerika kondisi Li mengatakan, pemuda itu seperti menderita serangan jantung mendadak.
2. Moritz Erhardt, Inggris (Agustus 2013)
Moritz Erhardt, mahasiswa dari Inggris, diberitakan meninggal dalam asramanya di London. Erhardt diduga meninggal setelah mengambil banyak jam lembur di tempat magangnya, Bank of America Merrill Lynch.
Moritz Erhardt ditemukan semaput di dalam asramanya di London pertengahan Agustus 2013. Ketika ambulans datang, nyawanya sudah tak tertolong. Mahasiswa asal Jerman ini tengah menghabiskan liburan musim panasnya dengan bermagang di Bank of America Merrill Lynch.
Juru bicara kepolisian London Metropolitan menjelaskan, tidak ada tanda-tanda mencurigakan dalam kematian pemuda berusia 21 tahun ini. Maka, muncul dugaan Erhardt mati mendadak karena sering lembur. Sebab, program magang yang berdurasi 7 minggu ini sering kali mengkondisikan pesertanya bekerja hingga larut malam.
Seperti dilansir ABC News, Senin, 26 Agustus 2013, seorang teman magang Earhardt yang juga tinggal dalam satu asrama menuturkan Erhardt sudah bekerja lembur selama beberapa minggu terakhir. Dia menyatakan, pekerja magang sering bekerja sampai larut malam karena berlomba-lomba untuk mendapat gaji yang melimpah.
3. Shi-Zaokun, China (Oktober 2013)
Shi-Zaokun merupakan karyawan Pegatron, perusahaan manufaktur yang memproduksi iPhone 5C di Cina. Ia diduga meninggal dunia akibat bekerja melebihi jam kerja pada umumnya. Sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times pada 9 Oktober 2013, baru sebulan bekerja, Shi masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu, dia dinyatakan meninggal dunia karena radang paru-paru atau pneumonia.
Dalam berkas karyawan, Shi diketahui berusia 20 tahun sehingga dirasa telah cukup umur untuk dipekerjakan. Namun ternyata ada pemalsuan identitas. Faktanya, Shi baru berusia 15 tahun. Dalam kesepakatan antara Apple dan Pegatron, seorang karyawan wajib bekerja selama 60 jam dalam seminggu. Bahkan dalam audit yang dilakukan bulan Juni 2013, Apple mengklaim bahwa seorang karyawan Pegatron rata-rata bekerja selama 46 jam dalam sepekan.
China Labor Watch, organisasi nirlaba yang memonitor pekerja di Negeri Tirai Bambu, mengeluhkan kondisi kerja yang tidak sehat di pabrik Pegatron. "Pabrik tempat pembuatan produk Apple di mana bekerja mengharuskan karyawan bekerja 12 jam setiap hari. Mereka hanya boleh bertukar shift siang dan malam sekali saja dalam tiga bulan. Para pekerja bahkan harus masuk pabrik pada hari libur nasional di Cina," bunyi sebagian pernyataan yang dirilis oleh China Labor Watch.
Media Sidney Morning Herald memberitakan, dalam sebulan, Shi menghabiskan waktu sekitar 280 jam untuk bekerja, atau sekitar 12 jam dalam sehari. Dalam tiga minggu pertama, remaja berusia 15 tahun itu berturut-turut bekerja selama 79, 77, dan 75 jam.
Diolah dari berbagai sumber, Driyan | PDAT
Ihwal berita kematian Mita pertama kali tersebar di jejaring sosial Path. Yani Syahrial, ayah Mita, mengabarkan bahwa anaknya tumbang dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). "Hi everyone, since last night and until now my daughter who is a copywriter in Y&R in coma in RSPP. Chances not very good. She collapsed after continuous working overtime for 3 days last night. Working over the limit. I have not slept since then," tulis Yani di Path-nya.
Kasus pekerja meninggal setelah lembur panjang bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, beberapa pekerja di luar negeri mengalami hal yang sama seperti Mita. Berikut beberapa kasus karyawan yang meninggal karena bekerja melebihi jam kerja pada umumnya:
1. Li Yuan, Cina (Mei 2013)
Li Yuan merupakan karyawan biro iklan Ogilvy & Mather cabang Cina. Ia diketahui lembur selama satu bulan penuh dan baru meninggalkan kantor pukul 23.00 setiap hari. Kebiasaan lembur itu berhenti setelah Li Yuan terkena serangan jantung yang merenggut nyawanya.
Menurut Yangzi Evening News, Kamis, 16 Mei 2013, pemuda 24 tahun itu jatuh di kantornya pada Selasa, 14 Mei 2013, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Rekan kerjanya langsung menelepon layanan bantuan darurat dan petugas medis membawanya ke Rumah Sakit Peking Union Medical College.
Namun Li akhirnya meninggal dunia. Dokter yang memerika kondisi Li mengatakan, pemuda itu seperti menderita serangan jantung mendadak.
2. Moritz Erhardt, Inggris (Agustus 2013)
Moritz Erhardt, mahasiswa dari Inggris, diberitakan meninggal dalam asramanya di London. Erhardt diduga meninggal setelah mengambil banyak jam lembur di tempat magangnya, Bank of America Merrill Lynch.
Moritz Erhardt ditemukan semaput di dalam asramanya di London pertengahan Agustus 2013. Ketika ambulans datang, nyawanya sudah tak tertolong. Mahasiswa asal Jerman ini tengah menghabiskan liburan musim panasnya dengan bermagang di Bank of America Merrill Lynch.
Juru bicara kepolisian London Metropolitan menjelaskan, tidak ada tanda-tanda mencurigakan dalam kematian pemuda berusia 21 tahun ini. Maka, muncul dugaan Erhardt mati mendadak karena sering lembur. Sebab, program magang yang berdurasi 7 minggu ini sering kali mengkondisikan pesertanya bekerja hingga larut malam.
Seperti dilansir ABC News, Senin, 26 Agustus 2013, seorang teman magang Earhardt yang juga tinggal dalam satu asrama menuturkan Erhardt sudah bekerja lembur selama beberapa minggu terakhir. Dia menyatakan, pekerja magang sering bekerja sampai larut malam karena berlomba-lomba untuk mendapat gaji yang melimpah.
3. Shi-Zaokun, China (Oktober 2013)
Shi-Zaokun merupakan karyawan Pegatron, perusahaan manufaktur yang memproduksi iPhone 5C di Cina. Ia diduga meninggal dunia akibat bekerja melebihi jam kerja pada umumnya. Sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times pada 9 Oktober 2013, baru sebulan bekerja, Shi masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu, dia dinyatakan meninggal dunia karena radang paru-paru atau pneumonia.
Dalam berkas karyawan, Shi diketahui berusia 20 tahun sehingga dirasa telah cukup umur untuk dipekerjakan. Namun ternyata ada pemalsuan identitas. Faktanya, Shi baru berusia 15 tahun. Dalam kesepakatan antara Apple dan Pegatron, seorang karyawan wajib bekerja selama 60 jam dalam seminggu. Bahkan dalam audit yang dilakukan bulan Juni 2013, Apple mengklaim bahwa seorang karyawan Pegatron rata-rata bekerja selama 46 jam dalam sepekan.
China Labor Watch, organisasi nirlaba yang memonitor pekerja di Negeri Tirai Bambu, mengeluhkan kondisi kerja yang tidak sehat di pabrik Pegatron. "Pabrik tempat pembuatan produk Apple di mana bekerja mengharuskan karyawan bekerja 12 jam setiap hari. Mereka hanya boleh bertukar shift siang dan malam sekali saja dalam tiga bulan. Para pekerja bahkan harus masuk pabrik pada hari libur nasional di Cina," bunyi sebagian pernyataan yang dirilis oleh China Labor Watch.
Media Sidney Morning Herald memberitakan, dalam sebulan, Shi menghabiskan waktu sekitar 280 jam untuk bekerja, atau sekitar 12 jam dalam sehari. Dalam tiga minggu pertama, remaja berusia 15 tahun itu berturut-turut bekerja selama 79, 77, dan 75 jam.
Diolah dari berbagai sumber, Driyan | PDAT
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/12/16/060537850/Mita-Diran-Tewas-Banyak-Pekerja-Dibunuh-Lembur
Langganan:
Postingan (Atom)